beranda

Jumat, 15 Oktober 2010

perhitungan pendapatan Nasional

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Sebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampuan kewirausahawanan) digunaan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang di sepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin besar, tingkat kemakmuran di anggap makin tinggi. Sementara itu, alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah output per tenega kerja. Makin besar angkanya, makin besar produktivitas tenaga kerja.
Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian (ekstaktif), maka perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur masalah produksi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung pendapatan nasional dan masalah-masalah apa yang timbul dari cara perhitungan tersebut.

2. Mengetahui manfaat perhitungan pendapatan nasional.


C. Pembahasan
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antarpasar
a. Siklus Aliran Pendapatan
Siklus aliran pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan masing-masing pelaku ekonomi.
Model Cilcular Flow membagi perekonomian menjadi empat sektor :
1. Sektor Rumah Tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa privat (sektor perusahaan) maupun barang dan jasa publik (sektor pemerintah). Faktor-faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja), barang modal (misalnya tanah), uang dan kesediaan untuk menanggung risiko yang dihadapi oleh perusahaan dengan membeli saham. Untuk faktor produksi yang diberikan tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan modal, pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal dan pembagian keuntungan untuk kesediaan menanggung risiko. Semuanya itu merupakan aliran pendapatan bagi sektor rumah tangga yang berasal dari sektor perusahaan.
2. Sektor Perusahaan
Aliran pengeluaran sektor rumah tangga merupakan aliran pendapatan sektor perusahaan. Selain dari sektor rumah tangga, perusahaan memperoleh pendapatan dari sektor pemerintah yang merupakan konsumsi pemerintah, dan dari permintaan sektor luar negeri yang merupakan ekspor sektor perusahaan. Selain melakukan pembayaran untuk sektor rumah tangga, perusahaan juga membayar pajak kepada pemerintah.
3. Sektor Pemerintah
Fungsi utama pemerintah adalah menyediakan barang publik. Untuk menjalankan fungsinya, pemerintah melakukan pengeluaran berupa pembelian barang dan jasa dari sektor perusahaan dan pengeluaran-pengeluaran untuk sektor rumah tangga. Karena barang publik tidak dapat di sediakan sepenuhnya lewat mekanisme pasar, pemerintah harus menarik pajak dari sektor rumah tangga dan perusahaan.
4. Sektor Luar Negeri
Sektor rumah tangga perusahaan dan pemerintah merupakan perekonomian domestik. Perekonomian dikatakan tertutup, jika tidak melakukan interaksi dengan sektor luar negeri. Interaksi dengan sektor luar negeri dalam perekonomian terbuka disederhanakan dengan mekanisme ekspor dan impor.

b. Tiga Pasar Utama
1. Pasar Barang dan Jasa
Pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
2. Pasar Tenaga Kerja
Interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, penawaran tenaga kerja dapat juga berasal dari luar negeri.


3. Pasar Uang dan Modal
Interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang.

2. Metode-metode Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode Output atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang di hasilkan oleh suatu perekonomian. Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi. Proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah.
Rumus : NT = NO-NI
NT = nilai tambah
NO = nilai output
NI = nilai input antara
b. Metode Pendapatan
Penjumlahan seluruh penerimaan yang diperoleh seluruh faktor produksi suatu negara selama periode tertentu (satu tahun).
Rumus : NI = w + i + r + p
NI = pendapatan nasional
w = upah/gaji
i = pendapatan bunga
r = pendapatan sewa
p = laba/ keuntungan
c. Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu.
Jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian ;
1. Konsumsi rumah tangga
2. Konsumsi pemerintah
3. Pengeluaran investasi
4. Ekspor neto
Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut :
Rumus : PDB = C + G + I + (X – M)
C = konsumsi rumah tangga
G = konsumsi pemerintah
I = pengeluaran investasi oleh rumah tangga produksi
X = ekspor
M = impor

3. Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif
a. Produk Domestik Bruto
Menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.
b. Produk Nasional Bruto
Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian.
PNB = PDB – PFLN + PFDN
c. Produk Nasional Netto
Total pengeluaran investasi bruto dikurangi depresiasi.
PPN = PNB - Depresiasi
d. Pendapatan Nasional
Balas jasa atas seluruh faKtor produksi yang digunakan. Mengurangi PPN dengan angka pajak tidak langsung dan menambahkan angka subsidi.
PN = PNN – PTL + S
e. Pendapatan Personal
Balas jasa keikutsertaan individu dalam proses produksi. Pendapatan nasional dikurangi laba perusahaan yang tidak dibagikan dan pembayaran-pembayaran asuransi sosial ditambah pendapatan yang diterima dari pemerintah dan konsumen dan pendapatan non-balas jasa.
PP = PN – LTB – PAS +PIGK + PNBJ
f. Pendapatan Personal Disposable
Pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Pendapatan personal dikurangi pajak atas pendapatan personal.
PPD = PP - PPP

4. PDB Harga Berlaku dan Harga Konstan
Nilai PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan pada tahun itu. Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar, yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi stabil. Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segara dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak, juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).

5. Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a. Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suau negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk. Makin tinggi angka PDB per kapita, kemakmuran rakyat dianggap makin tinggi.
Tidak terlalu memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejaheraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Jika PDB per kapita makin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan dan masa depan kondisinya makin meningkat.
Tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik atau materi yang dapat di ukur dengan nilai uang.
c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Sampai batas-batas tertentu, angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu negara.
d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
a. Faktor-faktor Ekonomi
1. Pendapatan rumah tangga
2. Kekayaan rumah tangga
3. Tingkat bunga
4. Perkiraan tentang masa depan
b. Faktor-faktor Demografi
1. Jumlah penduduk
2. Komposisi penduduk
c. Faktor-faktor non-Ekonomi
1. Faktor sosial-budaya masyarakat

7. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)
a. Hubungan Pendapatan Disposable dan Konsumsi
Konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable saat ini.
b. Kecenderungan Mengonsumsi Marginal
Konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposable bertambah satu unit.
c. Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata
Rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposable total.
d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposable yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Jadi, setiap tambahan penghasilan disposable alakn dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar